Dinas Kesehatan Lakukan Pemerataan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
LensaTadulako.com – Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) diharap tidak hanya terbentuk di tingkat provinsi saja akan tetapi meluas hingga ke semua kabupaten di Sulawesi Tengah.
Harapan pemerataan ini sangat diharapkan Kepala Dinas Kesehatan dr. Komang Adi Sujendra, mewakili Gubernur Rusdy Mastura, bertujuan agar terjadi pemerataan dokter-dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, atau lebih dikenal masyarakat dengan dokter kandungan.
Terkhusus untuk terciptanya sinergitas dengan pemerintah kabupaten dalam rangka menurunkan prevalensi kematian ibu dan bayi serta stunting.
"Saya ucapkan selamat mengabdi untuk seluruh pengurus POGI cabang Sulawesi Tengah", ucap kadis dalam pelantikan pengurus POGI Sulteng di Swissbell, Minggu (19/3/2023).
Selaku ketua baru POGI Sulteng, dr. Amirudin Rauf meminta rekan-rekan sejawat spesialisnya, bekerjasama memberi pelayanan terbaik termasuk dalam pencegahan kematian ibu dan bayi serta stunting.
"Kita juga diberi tanggungjawab untuk menurunkan kematian ibu dan bayi serta stunting menuju generasi emas Indonesia 2045"' ungkapnya
Sedangkan itu Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp. OG, M.Kes meminta POGI Sulteng dapat menginisiasi pembentukan pusat studi spesialis Obstetri dan Ginekologi pada fakultas kedokteran Universitas Tadulako.
"Supaya lulusan (kedokteran) tidak usah jauh-jauh (keluar daerah) melanjutkan studi spesialis", usulnya agar lebih banyak putra-putri daerah menjadi dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi sehingga pemerataan layanan akan terwujud.
Di bagian lainnya, Ketua IDI Sulteng dr. Moh. Akbar, M.Kes mengusulkan agar POGI bersinergi dengan dokter-dokter umum untuk deteksi awal seputar obstetri dan ginekologi, mengingat keterbatasan jangkauan dokter-dokter spesialis di wilayah pelosok Sulteng.
"Tolong di bimbing dan di latih untuk menggunakan alat-alat seperti USG", harapnya.
Selain pelantikan, ikut di selenggarakan Simposium 1000 Hari Awal Kehidupan yang diikuti lebih kurang 100 peserta dari unsur tenaga kesehatan.**